Tanah Kelahiran 1
karya : Ramadhan K.H.
Seruling di pasir ipis,
merdu antara gundukan pohon pina,
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang-Tangkubanprahu.
Jamrut di pucuk-pucuk,
jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah,
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyian kentang sudah digali,
kenakan kebaya ke pewayangan.
Jamrut di pucuk-pucuk,
jamrut di hati gadis menurun.
Makna :
- Baris pertama : Tanah kelahiran yang damai.
- Baris kedua : Di tengah hutan.
- Baris ketiga dan keempat : Tanah Burangrang-Tangkubanprahu yang begitu indah, memancing tiap manusia untuk memandang.
- Baris kelima : Meskipun tanah kelahiran terpencil di ujung.
- Baris ketujuh : Daerahnya mendominasi berbagai daerah lain.
- Baris kedelapan : Bahkan namanya terkenal oleh daerah-daerah yang jauh dan adidaya.
- Baris kesembilan : Asal-usul tentang keindahan Burangrang-Tangkubanprahu sudah diketahui dunia.
- Baris kesepuluh : Sehingga untuk datang ke Indonesia, merupakan sebuah kehormatan.
- Baris kesebelas dan kedua belas :
Burangrang-Tangkubanprahu, yang meskipun berada di ujung dunia, memiliki
begitu banyak pelosok, gunung, dan pedalaman, tapi mampu memikat hati
jutaan manusia di jagat raya.